MOZAIK RAMADHAN: AYO KENALI MASJID TUA KAMBANG
TONTON JUGA VIDEONYA DISINI:
Mesjid Al-Imam Koto Baru Kambang, Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan
adalah mesjid situs cagar budaya oleh pemerintah. Mesjid ini secara
fisik penanganannya memang berbeda dengan mesjid lain karena keaslian
bangunan dan ornamen dijaga oleh pemerintah dan warga setempat.
Mesjid ini memiliki sejumlah fasilitas utama diantaranya ruang shalat
yang nyaman, perpustakaan dan MDA/TPSA, tempat wudhuk, parkir dan juga
berada di pusat budaya Nagari Kambang.
Mesjid Al Imam memiliki peran sangat strategis di masyarakat Kambang.
Masjid tersebut selain sebagai tempat syiar agama, juga untuk memecahkan
berbagai persoalan ekononomi warga Kambang.
Sementara dilain pihak tidak sedikit pula warga yang datang untuk
melahap buku - buku bermutu di sana. Setiap bulan puasa, pustaka mesjid
ini selalu dibuka. Posisi pustaka disamping kanan depan masjid.
Bangunan pustaka masjid terpisah dari bangunan tempat ibadah.
Masri, salah seorang Pengurus Mesjid Al Imam menyebutkan, pustaka dibuka
setiap hari selama bulan puasa. Dibuka mulai Pukul 08.00 WIB dan
ditutup pada sore hari. Disini beberapa judul buku, mulai dari soal
fiqih, tauhid dan lain lain.
"Juga masih tersimpan di lemari pustaka kitab-kitab kuning lama.
Kitab-kitab al-Umm, al-Majmu' Syarah Muhazzab, Irsyadus Sari Syarah
Shahih Bukhari, Syarah Ihya (Ittihaf Sadatil Muttaqin), Tuhfatul Muhtaj,
dan lain-lainnya," katanya.
Kitab - kitab tersebut biasanya memang hanya akan dipesan oleh atau
dibaca oleh peminat peminat khusus, misalnya santri pondok pesantren,
para guru guru agama dan lain lain.
Masjid dan pustakanya itu terletak di jantung nagari Kambang, yakni
Balai Kamis Koto Baru.
Bangunan itu adalah sebuah mesjid yang diberi
nama oleh para pendirinya Al-Imam atau sang pemimpin. Kini telah berumur
89 tahun semenjak berdiri.
Bentuk bangunannya unik dan sangat menarik. Kabarnya dirancang insinyur
dari Belanda dan China dengan perpaduan gaya Timur Tengah dan Khas
Eropa. Mesjid yang tidak pernah dirombak dari bentuk aslinya ini oleh
Dinas Kepurbakalaan, menjadikan mesjid ini sebagai cagar budaya.
Al - Imam adalah lambang kesatuan agama dan adat di Kambang. Dalam tambo
adatpun disebutkan betapa ia menjadi sentral bagi masyarakat Kambang.
Tertuang dalam tambo yang terwarisi hingga kini "Masajik limo, koto
sambilan, imamnya di Koto Baru.
Performa Mesjid Al - Imam sungguh membawa kita kemasa lalu. Kubahnya
antik dan menarik berupa payung besar, memiliki arti tigo payuang
sakaki. Tigo payuang sakaki adalah struktur adat yang tidak lekang
hingga kini dan lekat dengan bangunan itu.
Kemudian reliefnya yang juga
sangat menarik perhatian yang menggambarkan orang Kambang sangat menjaga
seni dan keindahan..
Lantas melongok pula kedalam bangunan. Tiang tiangnya masih orisinil.
Tiangnya itu konon kabarnya dibuat orang orang "sakti" di Nagari
Kambang. Sebagaimana masjid umumnya tiang masjid tersebut memiliki
makna. Didalam mesjid terdapat 14 tiang, sementara di luar terdapat 50
tiang. Tiang dalam mesjid menjadi simbol 14 Datuak di Kambang, berikut
tiang-tiang luar yang berjumlah 50 bermakna niniak mamak nan limopuluah.
Katar Datuak Sati Tokoh
Masyarakat Kambang menyebutkan, bangunan dan
tiang itu telah berdiri semenjak tahun 1926. "Semenjak berdiri, mesjid
itu tidak banyak mengalami perubahan. Perubahan hanya dilakukan pada
daun pintu, sementara yang lainnya tidak," kata Katar Datuak Sati.
Mesjid ini karena terletak di jantung Nagari Kambang, maka setiap waktu
tampak makmur. Kegiatan ibadah lima waktu tidak ada yang tertinggal.
Pengajian - pengajian selepas Isya atau subuh juga berlangsung dengan
baik dan terencana. Semenjak dahulu hingga kini, mesjid Al - Imam
memiliki peran stategis melahirkan kader kader ulama.
Comments
Post a Comment